Friday, November 22, 2019

Tips Flying Long Haul Flight with Toddler with Etihad Airways

So this is my first time flying with my toddler son who is just turned to 2 years old on this November. I was so nervous as many articles mentioned that flying with kids are terrible since they could get bored easily, crying, or worse screaming on the flight. So here is my experience flying with 2 years old toddler from Jakarta to Paris and transit in Abu Dhabi. Our flight were not so red-eye because our flight was at 17.50PM Indonesian time. We flighted with Etihad Airways. The reason we chose Etihad is because we are frequent flyer of Etihad Airways and Etihad offered us great deal. We sat in Economy class but the cabin is quite comfortable with big leg room. We did not pre-order menu for kids as Kawa can eat grown up meals. Besides we already brought a lot of snacks and biscuits for him. It’s easy to keep Kawa full but how to make the flight enjoyable flight? Here is the tips:

1. Keep toddler warm during the flight
Flight cabin could be cold and uncomfortable for kids, and if they are uncomfortable they will cry during the flight. So make toddler warm and comfortable is a must. Put on warm clothes with soft and warm socks for toddler. If they feel warm and comfortable, they will fall asleep.

2. Choose flight time according to toddler sleep time
It is important to keep you sane during the long haul flight and you can only get it if your toddler sleeps long during the flight. So you must choose the flight time that is same with your kids sleeping time. You dont have to give extra effort to make them asleep as it’s already their bedtime. The price of the flight might be a bit higher than normal price, but it is all worth it.

3. Bring toys and activity book
When Kawa is not sleep, he will find activity to do to spend his energy. So I brought some of his favorite toys such as cars and robots. With his toys and activity books, he could spent almost 2 hours busy yeayy!

4. Youtube and inflight entertainment
Well last resorts we could have is youtube and kids movies at inflight entertainment. Just make sure they don’t over watch. Usually youtube is quite effective to calm down the kids.

Those all the tips, feel free to add in the comment sections if you have other valuable tips to make flight with kids more enjoyable.

Love,

SR

Friday, November 8, 2019

Review Mainan-Mainan ELC vs Toys Kingdom


Dari semenjak Kawa berumur 3 bulan, saya dan suami sudah membelikan mainan-mainan untuk Kawa, dan hingga saat ini, kami sudah sangat banyak membelikan Kawa mainan. Saya pernah baca di satu blog ibu-ibu yang bilang anak umur setahun ke bawah nggak usah dibelikan mainan karena mereka belum mengerti dan jadinya boros aja. Well in my defense, banyak manfaat yang kami rasakan dari mainan-mainan Kawa seperti misalnya Kawa jadi lebih cepat bisa jalan dan bisa ngomong. Kawa mulai bisa ngomong itu pas dia 9 bulan, sedangkan Kawa mulai bisa jalan itu pas dia umur 10 bulan.

Menurut saya, Kawa bisa menguasai dua aspek fundamental dari kehidupan manusia di usia yang relative sangat muda adalah sedikit banyak karena stimulasi dari mainan-mainan yang biasa Kawa pegang, lihat, dengar, mainkan, masukin mulut, lempar. Saya ingat mainan pertama Kawa adalah bola-bola sensori yang saya beli di Toys Kingsdom. Harganya nyari 500ribu. Pertama saya mikirnya kemahalan nggak ya beliin mainan anak sampe setengah juta, tapi kemudian suami saya bilang, buat anak harus yang kualitas bagus. Jadi yaudah kami beli dan dari umur 3 bulanan Kawa udah main-main bola-bola itu.

Sekarang, ada lebih dari 40 mainan yang Kawa punya di umurnya yang baru genap 2 tahun. Dari mulai yang kecil-kecil kayak mobil-mobilan, sampai piano mini, giant truck dan workbench. Ada dua toko mainan yang lumayan sering kami singgahi, yaitu ELC (Early Learning Center) dan Toys Kingdom. Dua toko mainan ini punya kualitas yang hamper mirip, namun ada sedikit perbedaan dari kedua toko ini yaitu:

1.       Mainan-mainan ELC biasanya dibuat di negara-negara Eropa, jadi bersertifikasi EU (European Union). Biasanya mainan-mainan ELC lebih bersifat analitikal khas mainan-mainan anak bule. Bahan-bahannya kuat. Kawa suka lempar-lempar barang dan selama ini belum ada mainan-mainan Kawa yang kami beli di ELC yang rusak. Toys Kingdom di lain pihak kebanyakan mainan-mainannya berasal dari negara-negara Asia seperti China, Jepang, Korea, dll. Bukannya kurang bagus, tapi dari beberapa mainan Kawa yang dibeli di Toys Kingdom, ada yang mudah pecah atau rusak. Tapi tidak selamanya mainan-mainan di Toys Kingdom kualitasnya kurang bagus ya, ada juga yang kualitas mainan-mainannya yang bagus. Beberapa mainan Kawa yang dibeli di Toys Kingdom bahkan ada yang berasal dari Jerman seperti Giant Truck merk Lena.

2.       Dari sisi harga, mainan-mainan di ELC sedikit lebih mahal dibandingkan di Toys Kingdom. Tergantung mainannya apa dulu sih, tapi kebanyakan mainan-mainan Kawa yang dari ELC rata-rata mencapai harga 500 ribu rupiah hingga jutaan. Di Toys Kingdom Kawa bisa dapat mainan murah seperti mobil hotwheels atau balon yang agak keras kayak bola (nggak ngerti ini Namanya apa) yang harganya sekitar 30-40 ribuan. Tapi Kawa juga pernah beli mobil kecil yang harganya lebih sedikit dari UMR Jakarta. Jadi kalau di Toys Kingdom harganya lebih bervariasi.

3.       Baik ELC maupun Toys Kingdom mainan-mainannya kids friendly, dalam artian aman untuk anak kecil (sesuai dengan kategori umur mainan). Namun ELC lebih aman untuk anak karena biasanya mainan-mainan ELC adalah hasil riset dan mereka punya tempat risetnya sendiri. Toys Kingdom juga mungkin punya Lembaga riset mainan tersendiri, cuman saya belum tau, hehe…
Membelikan mainan untuk anak memang susah-susah gampang, gampang-gampang susah. Namun, dari pengalaman saya, anak saya cocok dengan mainan-mainan dari ELC dan Toys Kingdom. Murah dan mahal kan relatif ya. Kalau mampu, kenapa tidak selalu memberikan anak yang  terbaik?

Love, 


SR







Monday, November 4, 2019

Tips Lancar Menyusui Hingga Anak Berumur 2 Tahun


Karena kemarin Kawa ulang tahun yang kedua dan menandakan bahwa saya sudah berhasil memberikan hak Kawa untuk mendapatkan ASI selama dua tahun, maka saya berniat untuk memberikan tips bagaimana bias sukses menyusui selama dua tahun. Mungkin banyak ibu-ibu lainnya yang lebih jago menyusui bayi dibanding saya, tapi saya niatnya pengen berbagi siapa tahu ada ibu-ibu yang juga awalnya ragu seperti saya apakah bisa menyusui selama dua tahun. Berikut tips nya:

1.       Jangan stress. Memang susah untuk nggak stress saat baru mengalami perubahan status dari istri menjadi ibu baru. Selain kurang tidur, hormon yang masih belum stabil, ditambah banyak suggest negative yang malah membebani ibu, air susu yang keluar sedikit juga kadang menjadi beban pikiran ibu baru. Setelah dua tahun menyusui Kawa, yang paling bikin ASI saya lancar adalah saya alhamdulillah selalu bahagia dan tidak stress. Masa-masa sedih, galau, dan stress pasti ada, tapi saya selalu ingat Kawa membutuhkan ASI saya jadi saya tidak boleh sedih, galau, dan stress berkepanjangan.
2.       Makan dan minum ASI boosters. Ada beberapa makanan dan minuman yang menurut saya memberikan efek langsung terhadap supply ASI saya. Salah satunya misalnya saya rutin makan sayur-sayuran hijau (tidak Cuma katuk) dan juga minum susu almond. Alhamdulillah makan dan minum ASI boosters membuat ASI saya melimpah ruah.
3.       Banyak minum air putih. Ini makes sense sih, bayangkan saja, gimana ASI mau banyak kalua kita kurang minum air putih (dehidrasi). Minumlah sedikitnya 10 gelas per hari, maka ASI akan lancar jaya.
4.       Konsultasi dengan konselor laktasi jika ada problem dalam menyusui. Saya nggak pernah ke konselor laktasi sih, tapi beberapa teman saya mengunjungi konselor laktasi yang biasanya ada di rumah sakit dan kata mereka lumayan sukses bikin supply ASI mereka meningkat. Menurut saya sih kadang ibu-ibu itu mungkin butuhnya curhat, jadi sekalian ke konselor sekalian curhat, hehe...
5.       Sering-sering menyusui anak. Sesuai dengan prinsip ekonomi, supply akan meningkat jika demand juga meningkat. Maka sering-sering lah menyusui Anak maka produksi air susu akan meningkat.
6.       Menyusui secara langsung. Saya tidak memompa ASI karena selama dua tahun ini saya menyusui anak saya secara langsung. Dan entah kebetulan atau gimana, supply ASI saya lebih banyak dibandingkan teman-teman saya yang memompa ASI nya. Tapi tentunya akan sulit untuk working mom menyusui secara langsung, sehingga ya nggak apa-apa juga kalau memompa ASI. Yang penting hak ASI anak terpenuhi.

Itu lah beberapa tips menyusui dari saya, silahkan jika ada ibu-ibu yang kebetulan baca dan mau memberikan tips-tips tambahan. Siapa tahu banyak ibu yang terbantu dengan tips-tips tambahan tersebut. Selalu berbahagia ya ibu-ibu, biar anak-anak kita juga selalu bahagia.

Love,

SR


Saturday, November 2, 2019

Review Moller's Tran Rasa Tutti Fruity



Moller’s Tran adalah produk minyak ikan kod dari Norwegia yang memiliki beberapa manfaat yaitu dapat meningkatkan system imun tubuh anak, bermanfaat untuk perkembangan otak, bermanfaat juga untuk jantung dan kulit anak. Hal ini dikarenakan Moller’s Tran mengandung Omega 3, Vitamin A, Vitamin D, dan Vitamin E. Saya pertama kali mengenalkan Kawa dengan Moller’s Tran ini ketika umurnya 1 tahun 6 bulan. Alasan awal belinya sih biar Kawa nafsu makannya meningkat. Kawa anak ASI full jadi dia lebih doyan ASI dibandingkan makanan solid lainnya.

Pas pertama saya perkenalkan dengan minyak ikan Moller’s Tran, saya ga expect Kawa doyan soalnya minyak ikannya ampun amis banget. Katanya sih karena kandungan minyak ikan nya alami dan masih terjaga. Pantesan ya harganya lumayan mahal sekitar 400an ribu 1 botol isi 250ml. Walaupun baunya amis banget, Kawa doyan banget, dia selalu minta lebih, mungkin karena ada rasa buahnya. Saya sih nggak mau nyicipin, nggak kuat saya dengan bau amisnya.  Walaupun Kawa minta lagi terus si minyak ikannya, saya nggak kasih lebih soalnya takutnya dia kelebihan Vitamin A. Kan kelebihan Vitamin A kurang bagus ya buat anak. Jadi saya kasih sesuai sendok takarnya aja dan saya kasih tiap hari (pas saya lagi rajin). Kalau sekarang-sekarang ini, saya selingi dengan ramuan herbal jamu kunyit, jahe, madu, dan lemon. Jadi Kawa nggak setiap hari minum Moller’s Tran.

Efeknya ke Kawa? Hmm… Kalau nafsu makan sih susah ditebak ya, karena kalau lagi mau makan banyak ya Kawa makannya banyak banget, kalua lagi nggak mood makan ya dia ga makan terlalu banyak. Jadi nggak bias langsung bilang Kawa nafsu makannya meningkat karena Moller’s Tran, bias jadi karena efek dari jamu herbal yang saya bikin atau memang karena dia lagi mengalami growth spurt aja. Tapi saya yang penting saya ikhtiar aja. Dulu saya juga dikasih minyak ikan sama Ibu saya dan alhamdulillah IQ saya mencapat 132. Hahaha, ga tau ada kaitannya apa nggak, yang penting kasih aja yang terbaik buat anak kan. Siapa tau IQ Kawa bias setinggi saya atau bahkan lebih, aamiin.

dr. Anita Kartika Sari Sp.A (RS Mitra Keluarga Depok)



Anak saya sudah hampir dua tahun ini DSA nya dr. Anita Kartika Sari. Alasan kami memilih beliau adalah ya karena kami dipilihkan sama RS Mitra Keluarga Depok setelah Kawa lahir. Ketika melahirkan Kawa di rumah sakit ini, saya mengambil kelas VIP dan langsung di-assign dr. Anita sebagai DSA anak saya. Kesan pertama ketika dr. Anita pertama kali berkunjung ke kamar saya setelah Kawa lahir adalah beliau dokter yang agak senior (lumayan berumur), lemah lembut, keibuan, dan menjelaskan dengan detail. Saat beberapa hari awal kelahiran Kawa, kami control kembali ke rumah sakit untuk mengetahui apakah Kawa perlu disinar atau tidak karena takutnya kuning, dr. Anita bilang bahwa Kawa tidak perlu disinar karena kadar bilirubin Kawa masih di batas normal dan cukup diberikan ASI yang banyak saja.

Pada saat itu saya lumayan kagum dengan dr. Anita karena dia tidak memaksakan bayi untuk disinar jika memang tidak perlu-perlu banget, mengingat kadang ada DSA (dokter spesialis anak) yang memaksakan anak disinar padahal tidak perlu-perlu banget. Bayi kuning itu wajar asalkan level bilirubin nya masih dalam batas normal. Pada saat control tersebut dr. Anita meminta saya untuk selalu memberikan ASI ke Kawa (nama anak saya) sesuai jadwal yang sudah dia beri tahu sebelumnya. Beliau juga mengingatkan agar Kawa bisa bertambah minimal 1 Kg berat badannya dalam sebulan mengingat bulan depan adalah kunjungan control kami berikutnya.

Yang paling membahagiakan dari control dengan dr. Anita ini, adalah jumlah antrian pasien yang masih dalam batas wajar. Tidak segila antrian dokter obgyn saya kemarin dr. Sofani Munzila. Antrian dr. Sofani bisa sampai 50an orang, sedangkan antrian dr. Anita paling banyak yang pernah kami alami adalah 27 orang. Dr. Anita juga sangat pro-ASI karena setiap kali berkunjung dr. Anita kerap bertanya mengenai ASI saya, berapa lama saya menyusui Kawa, dan selalu mengingatkan untuk jangan lupa memompa ASI sebagai cadangan kalua-kalau saya lagi tidak bersama Kawa atau saya sedang sakit. Saat imunisasi, Kawa menggunakan imunisasi premium yang tidak menyebabkan demam dan penjelasan dr. Anita mengenai imunisasi juga sangat baik dan detail.

Namun, ada beberapa hal yang tidak saya suka dari pengalaman control Kawa ke dr. Anita. Pertama, dr. Anita kadang tidak detail menjelaskan jika pasien anaknya sedang banyak. Misalnya dr. Anita tidak menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan bayi sesuai umurnya, tidak menjelaskan mengenai sensorik dan motorik bayi. Tidak bertanya tentang perkembangan fisik dan psikologis bayi jika tidak ditanyakan. Bahkan sering juga bahkan lupa memberi tahu hal-hal penting seperti kapan anak sebaiknya diberikan suplemen zat besi, vitamin A, dll. Namun jika ditanya, beliau pasti menjawab, sayangnya Ibu baru kan kadang clueless dan saya berharap beliau lebih peduli.

Love


SR


Friday, November 1, 2019

Tips Menghindari Baby Blues Pasca Melahirkan


Baby blues adalah kondisi dimana ibu-ibu baru mengalami kesedihan mendalam karena beberapa perubahan yang terjadi di dalam dirinya maupun pikirannya setelah melahirkan. Biasanya ibu-ibu yang mengalami baby blues jadi sering menangis, merasa sendiri, dan kurang bahagia. Baby blues bias terjadi dari semenjak beberapa hari setelah melahirkan atau bahkan dapat terjadi berbulan-bulan kemudian. Berikut ini tips untuk menghindari baby blues yaitu:
1.       Gunakan waktu me-time saat memang merasa suntuk dan bosan atas rutinitas sebagai Ibu baru. Saat menjadi Ibu baru, seorang wanita biasanya kurang tidur, kebanyakan tinggal di rumah, bosan, dll. Jika sudah sangat bosan, maka ada baiknya Ibu untuk me-time pergi ke salon, jalan-jalan ke mall untuk refreshing, atau sekedar memanggil jasa massage agar tubuh dan pikiran lebih rileks.
2.       Minta bantuan orang-orang terdekat untuk sementara menjaga bayi selama Ibu melakukan aktifitas di rumah. Ibu bisa minta bantuan Ibu kandungnya, mertua, ipar, atau pun teman-temannya untuk membantu Ibu menjaga bayinya sementara Ibu mandi, memasak, atau berdandan. Tidak ada salahnya meminta bantuan karena menjadi Ibu baru tidak lah mudah.
3.       Jangan terlalu banyak mendengarkan kata-kata orang lain. Kata-kata atau nasihat dari orang lain itu baik, namun jangan sampai membebani Ibu baik secara fisik maupun mental. Terkadang orang-orang terdekat pun dapat mengeluarkan kata-kata pedas yang dapat menyakiti hati Ibu. Oleh karena itu, Ibu harus membatasi kata-kata atau nasihat apa saja yang pantas untuk masuk ke dalam hati dan pikiran Ibu. Jika kata-kata pedas itu datang dari mertua, ipar, suami atau bahkan Ibu sendiri, cuekin aja, karena perlu disadari, yang paling tahu tentang kondisi Ibu dan bayinya adalah si Ibu sendiri bukan orang lain.
4.       Jangan stress dan perbanyak menghargai diri sendiri. Jika sampai beberapa bulan atau beberapa tahun setelah melahirkan, berat badan Ibu belum kembali ke berat badan ideal, tidak apa-apa, jangan stress. Nikmati saja prosesnya karena menjadi Ibu tidak mudah, butuh tenaga, butuh asupan makanan juga. Cuekin saja yang melakukan body-shaming ke kita, yang penting Ibu bahagia.
5.       Kurangi melihat media social seperti Instagram, facebook, dll. Karena melihat media social bisa membuat Ibu menjadi insecure, stress, dan kurang dapat menghargai dirinya sendiri. Selain itu, proses bonding dengan anak juga terganggu karena banyak waktu yang ibu habiskan di media social. Kurangi bukan berarti dihentikan sama sekali ya. Main media social juga bagus untuk networking, pertemanan, dan updates keadaan sekitar, asalkan bertanggung jawab dan tidak terlalu lama membuang waktu di media social.
Itu lah tips menghindari baby blues dari saya, karena alhamdulillah saya dapat melalui proses menjadi Ibu dengan bahagia. Kuncinya harus banyak menghargai diri sendiri, bahagia, dan hindari orang-orang yang membawa pengaruh negative dalam hidup kita. Selamat berbahagia Ibu-Ibu.

Love,

SR