So this is my first time flying with my toddler son who is just turned to 2 years old on this November. I was so nervous as many articles mentioned that flying with kids are terrible since they could get bored easily, crying, or worse screaming on the flight. So here is my experience flying with 2 years old toddler from Jakarta to Paris and transit in Abu Dhabi. Our flight were not so red-eye because our flight was at 17.50PM Indonesian time. We flighted with Etihad Airways. The reason we chose Etihad is because we are frequent flyer of Etihad Airways and Etihad offered us great deal. We sat in Economy class but the cabin is quite comfortable with big leg room. We did not pre-order menu for kids as Kawa can eat grown up meals. Besides we already brought a lot of snacks and biscuits for him. It’s easy to keep Kawa full but how to make the flight enjoyable flight? Here is the tips:
1. Keep toddler warm during the flight
Flight cabin could be cold and uncomfortable for kids, and if they are uncomfortable they will cry during the flight. So make toddler warm and comfortable is a must. Put on warm clothes with soft and warm socks for toddler. If they feel warm and comfortable, they will fall asleep.
2. Choose flight time according to toddler sleep time
It is important to keep you sane during the long haul flight and you can only get it if your toddler sleeps long during the flight. So you must choose the flight time that is same with your kids sleeping time. You dont have to give extra effort to make them asleep as it’s already their bedtime. The price of the flight might be a bit higher than normal price, but it is all worth it.
3. Bring toys and activity book
When Kawa is not sleep, he will find activity to do to spend his energy. So I brought some of his favorite toys such as cars and robots. With his toys and activity books, he could spent almost 2 hours busy yeayy!
4. Youtube and inflight entertainment
Well last resorts we could have is youtube and kids movies at inflight entertainment. Just make sure they don’t over watch. Usually youtube is quite effective to calm down the kids.
Those all the tips, feel free to add in the comment sections if you have other valuable tips to make flight with kids more enjoyable.
Love,
SR
Friday, November 22, 2019
Friday, November 8, 2019
Review Mainan-Mainan ELC vs Toys Kingdom
Dari
semenjak Kawa berumur 3 bulan, saya dan suami sudah membelikan mainan-mainan
untuk Kawa, dan hingga saat ini, kami sudah sangat banyak membelikan Kawa
mainan. Saya pernah baca di satu blog ibu-ibu yang bilang anak umur setahun ke
bawah nggak usah dibelikan mainan karena mereka belum mengerti dan jadinya
boros aja. Well in my defense, banyak manfaat yang kami rasakan dari mainan-mainan
Kawa seperti misalnya Kawa jadi lebih cepat bisa jalan dan bisa ngomong. Kawa mulai
bisa ngomong itu pas dia 9 bulan, sedangkan Kawa mulai bisa jalan itu pas dia
umur 10 bulan.
Menurut
saya, Kawa bisa menguasai dua aspek fundamental dari kehidupan manusia di usia
yang relative sangat muda adalah sedikit banyak karena stimulasi dari
mainan-mainan yang biasa Kawa pegang, lihat, dengar, mainkan, masukin mulut,
lempar. Saya ingat mainan pertama Kawa adalah bola-bola sensori yang saya beli
di Toys Kingsdom. Harganya nyari 500ribu. Pertama saya mikirnya kemahalan nggak
ya beliin mainan anak sampe setengah juta, tapi kemudian suami saya bilang,
buat anak harus yang kualitas bagus. Jadi yaudah kami beli dan dari umur 3
bulanan Kawa udah main-main bola-bola itu.
Sekarang,
ada lebih dari 40 mainan yang Kawa punya di umurnya yang baru genap 2 tahun.
Dari mulai yang kecil-kecil kayak mobil-mobilan, sampai piano mini, giant truck
dan workbench. Ada dua toko mainan yang lumayan sering kami singgahi, yaitu ELC
(Early Learning Center) dan Toys Kingdom. Dua toko mainan ini punya kualitas
yang hamper mirip, namun ada sedikit perbedaan dari kedua toko ini yaitu:
1.
Mainan-mainan
ELC biasanya dibuat di negara-negara Eropa, jadi bersertifikasi EU (European
Union). Biasanya mainan-mainan ELC lebih bersifat analitikal khas mainan-mainan
anak bule. Bahan-bahannya kuat. Kawa suka lempar-lempar barang dan selama ini
belum ada mainan-mainan Kawa yang kami beli di ELC yang rusak. Toys Kingdom di
lain pihak kebanyakan mainan-mainannya berasal dari negara-negara Asia seperti China,
Jepang, Korea, dll. Bukannya kurang bagus, tapi dari beberapa mainan Kawa yang
dibeli di Toys Kingdom, ada yang mudah pecah atau rusak. Tapi tidak selamanya
mainan-mainan di Toys Kingdom kualitasnya kurang bagus ya, ada juga yang
kualitas mainan-mainannya yang bagus. Beberapa mainan Kawa yang dibeli di Toys
Kingdom bahkan ada yang berasal dari Jerman seperti Giant Truck merk Lena.
2.
Dari
sisi harga, mainan-mainan di ELC sedikit lebih mahal dibandingkan di Toys Kingdom.
Tergantung mainannya apa dulu sih, tapi kebanyakan mainan-mainan Kawa yang dari
ELC rata-rata mencapai harga 500 ribu rupiah hingga jutaan. Di Toys Kingdom Kawa
bisa dapat mainan murah seperti mobil hotwheels atau balon yang agak keras
kayak bola (nggak ngerti ini Namanya apa) yang harganya sekitar 30-40 ribuan.
Tapi Kawa juga pernah beli mobil kecil yang harganya lebih sedikit dari UMR
Jakarta. Jadi kalau di Toys Kingdom harganya lebih bervariasi.
3.
Baik
ELC maupun Toys Kingdom mainan-mainannya kids friendly, dalam artian aman untuk
anak kecil (sesuai dengan kategori umur mainan). Namun ELC lebih aman untuk
anak karena biasanya mainan-mainan ELC adalah hasil riset dan mereka punya
tempat risetnya sendiri. Toys Kingdom juga mungkin punya Lembaga riset mainan
tersendiri, cuman saya belum tau, hehe…
Membelikan
mainan untuk anak memang susah-susah gampang, gampang-gampang susah. Namun, dari
pengalaman saya, anak saya cocok dengan mainan-mainan dari ELC dan Toys
Kingdom. Murah dan mahal kan relatif ya. Kalau mampu, kenapa tidak selalu
memberikan anak yang terbaik?
Love,
SR
Monday, November 4, 2019
Tips Lancar Menyusui Hingga Anak Berumur 2 Tahun
Karena kemarin Kawa ulang tahun yang
kedua dan menandakan bahwa saya sudah berhasil memberikan hak Kawa untuk
mendapatkan ASI selama dua tahun, maka saya berniat untuk memberikan tips
bagaimana bias sukses menyusui selama dua tahun. Mungkin banyak ibu-ibu lainnya
yang lebih jago menyusui bayi dibanding saya, tapi saya niatnya pengen berbagi
siapa tahu ada ibu-ibu yang juga awalnya ragu seperti saya apakah bisa menyusui
selama dua tahun. Berikut tips nya:
1.
Jangan
stress. Memang susah untuk nggak stress saat baru mengalami perubahan status dari
istri menjadi ibu baru. Selain kurang tidur, hormon yang masih belum stabil,
ditambah banyak suggest negative yang malah membebani ibu, air susu yang keluar
sedikit juga kadang menjadi beban pikiran ibu baru. Setelah dua tahun menyusui
Kawa, yang paling bikin ASI saya lancar adalah saya alhamdulillah selalu
bahagia dan tidak stress. Masa-masa sedih, galau, dan stress pasti ada, tapi
saya selalu ingat Kawa membutuhkan ASI saya jadi saya tidak boleh sedih, galau,
dan stress berkepanjangan.
2.
Makan
dan minum ASI boosters. Ada beberapa makanan dan minuman yang menurut saya
memberikan efek langsung terhadap supply ASI saya. Salah satunya misalnya saya
rutin makan sayur-sayuran hijau (tidak Cuma katuk) dan juga minum susu almond. Alhamdulillah
makan dan minum ASI boosters membuat ASI saya melimpah ruah.
3.
Banyak
minum air putih. Ini makes sense sih, bayangkan saja, gimana ASI mau banyak kalua
kita kurang minum air putih (dehidrasi). Minumlah sedikitnya 10 gelas per hari,
maka ASI akan lancar jaya.
4.
Konsultasi
dengan konselor laktasi jika ada problem dalam menyusui. Saya nggak pernah ke
konselor laktasi sih, tapi beberapa teman saya mengunjungi konselor laktasi
yang biasanya ada di rumah sakit dan kata mereka lumayan sukses bikin supply
ASI mereka meningkat. Menurut saya sih kadang ibu-ibu itu mungkin butuhnya
curhat, jadi sekalian ke konselor sekalian curhat, hehe...
5.
Sering-sering
menyusui anak. Sesuai dengan prinsip ekonomi, supply akan meningkat jika demand
juga meningkat. Maka sering-sering lah menyusui Anak maka produksi air susu
akan meningkat.
6.
Menyusui
secara langsung. Saya tidak memompa ASI karena selama dua tahun ini saya menyusui
anak saya secara langsung. Dan entah kebetulan atau gimana, supply ASI saya
lebih banyak dibandingkan teman-teman saya yang memompa ASI nya. Tapi tentunya
akan sulit untuk working mom menyusui secara langsung, sehingga ya nggak
apa-apa juga kalau memompa ASI. Yang penting hak ASI anak terpenuhi.
Itu lah beberapa tips menyusui dari saya, silahkan jika ada ibu-ibu yang kebetulan baca dan mau memberikan tips-tips tambahan. Siapa tahu banyak ibu yang terbantu dengan tips-tips tambahan tersebut. Selalu berbahagia ya ibu-ibu, biar anak-anak kita juga selalu bahagia.
Love,
SR
Saturday, November 2, 2019
Review Moller's Tran Rasa Tutti Fruity
Moller’s
Tran adalah produk minyak ikan kod dari Norwegia yang memiliki beberapa manfaat
yaitu dapat meningkatkan system imun tubuh anak, bermanfaat untuk perkembangan
otak, bermanfaat juga untuk jantung dan kulit anak. Hal ini dikarenakan Moller’s
Tran mengandung Omega 3, Vitamin A, Vitamin D, dan Vitamin E. Saya pertama kali
mengenalkan Kawa dengan Moller’s Tran ini ketika umurnya 1 tahun 6 bulan.
Alasan awal belinya sih biar Kawa nafsu makannya meningkat. Kawa anak ASI full
jadi dia lebih doyan ASI dibandingkan makanan solid lainnya.
Pas pertama saya perkenalkan dengan minyak
ikan Moller’s Tran, saya ga expect Kawa doyan soalnya minyak ikannya ampun amis
banget. Katanya sih karena kandungan minyak ikan nya alami dan masih terjaga.
Pantesan ya harganya lumayan mahal sekitar 400an ribu 1 botol isi 250ml. Walaupun
baunya amis banget, Kawa doyan banget, dia selalu minta lebih, mungkin karena ada
rasa buahnya. Saya sih nggak mau nyicipin, nggak kuat saya dengan bau amisnya. Walaupun Kawa minta lagi terus si minyak
ikannya, saya nggak kasih lebih soalnya takutnya dia kelebihan Vitamin A. Kan
kelebihan Vitamin A kurang bagus ya buat anak. Jadi saya kasih sesuai sendok
takarnya aja dan saya kasih tiap hari (pas saya lagi rajin). Kalau
sekarang-sekarang ini, saya selingi dengan ramuan herbal jamu kunyit, jahe, madu,
dan lemon. Jadi Kawa nggak setiap hari minum Moller’s Tran.
Efeknya ke Kawa? Hmm… Kalau nafsu
makan sih susah ditebak ya, karena kalau lagi mau makan banyak ya Kawa makannya
banyak banget, kalua lagi nggak mood makan ya dia ga makan terlalu banyak. Jadi
nggak bias langsung bilang Kawa nafsu makannya meningkat karena Moller’s Tran, bias
jadi karena efek dari jamu herbal yang saya bikin atau memang karena dia lagi mengalami
growth spurt aja. Tapi saya yang penting saya ikhtiar aja. Dulu saya juga
dikasih minyak ikan sama Ibu saya dan alhamdulillah IQ saya mencapat 132. Hahaha,
ga tau ada kaitannya apa nggak, yang penting kasih aja yang terbaik buat anak
kan. Siapa tau IQ Kawa bias setinggi saya atau bahkan lebih, aamiin.
dr. Anita Kartika Sari Sp.A (RS Mitra Keluarga Depok)
Anak saya sudah hampir dua tahun ini
DSA nya dr. Anita Kartika Sari. Alasan kami memilih beliau adalah ya karena
kami dipilihkan sama RS Mitra Keluarga Depok setelah Kawa lahir. Ketika
melahirkan Kawa di rumah sakit ini, saya mengambil kelas VIP dan langsung
di-assign dr. Anita sebagai DSA anak saya. Kesan pertama ketika dr. Anita
pertama kali berkunjung ke kamar saya setelah Kawa lahir adalah beliau dokter
yang agak senior (lumayan berumur), lemah lembut, keibuan, dan menjelaskan
dengan detail. Saat beberapa hari awal kelahiran Kawa, kami control kembali ke
rumah sakit untuk mengetahui apakah Kawa perlu disinar atau tidak karena takutnya
kuning, dr. Anita bilang bahwa Kawa tidak perlu disinar karena kadar bilirubin
Kawa masih di batas normal dan cukup diberikan ASI yang banyak saja.
Pada saat itu saya lumayan kagum
dengan dr. Anita karena dia tidak memaksakan bayi untuk disinar jika memang
tidak perlu-perlu banget, mengingat kadang ada DSA (dokter spesialis anak) yang
memaksakan anak disinar padahal tidak perlu-perlu banget. Bayi kuning itu wajar
asalkan level bilirubin nya masih dalam batas normal. Pada saat control tersebut
dr. Anita meminta saya untuk selalu memberikan ASI ke Kawa (nama anak saya)
sesuai jadwal yang sudah dia beri tahu sebelumnya. Beliau juga mengingatkan agar
Kawa bisa bertambah minimal 1 Kg berat badannya dalam sebulan mengingat bulan
depan adalah kunjungan control kami berikutnya.
Yang paling membahagiakan dari control
dengan dr. Anita ini, adalah jumlah antrian pasien yang masih dalam batas
wajar. Tidak segila antrian dokter obgyn saya kemarin dr. Sofani Munzila.
Antrian dr. Sofani bisa sampai 50an orang, sedangkan antrian dr. Anita paling
banyak yang pernah kami alami adalah 27 orang. Dr. Anita juga sangat pro-ASI karena
setiap kali berkunjung dr. Anita kerap bertanya mengenai ASI saya, berapa lama
saya menyusui Kawa, dan selalu mengingatkan untuk jangan lupa memompa ASI
sebagai cadangan kalua-kalau saya lagi tidak bersama Kawa atau saya sedang sakit.
Saat imunisasi, Kawa menggunakan imunisasi premium yang tidak menyebabkan demam
dan penjelasan dr. Anita mengenai imunisasi juga sangat baik dan detail.
Namun, ada beberapa hal yang tidak
saya suka dari pengalaman control Kawa ke dr. Anita. Pertama, dr. Anita kadang
tidak detail menjelaskan jika pasien anaknya sedang banyak. Misalnya dr. Anita
tidak menjelaskan tahapan-tahapan perkembangan bayi sesuai umurnya, tidak
menjelaskan mengenai sensorik dan motorik bayi. Tidak bertanya tentang perkembangan
fisik dan psikologis bayi jika tidak ditanyakan. Bahkan sering juga bahkan lupa
memberi tahu hal-hal penting seperti kapan anak sebaiknya diberikan suplemen zat
besi, vitamin A, dll. Namun jika ditanya, beliau pasti menjawab, sayangnya Ibu
baru kan kadang clueless dan saya berharap beliau lebih peduli.
Love
SR
Friday, November 1, 2019
Tips Menghindari Baby Blues Pasca Melahirkan
Baby blues adalah kondisi dimana ibu-ibu
baru mengalami kesedihan mendalam karena beberapa perubahan yang terjadi di
dalam dirinya maupun pikirannya setelah melahirkan. Biasanya ibu-ibu yang
mengalami baby blues jadi sering menangis, merasa sendiri, dan kurang bahagia.
Baby blues bias terjadi dari semenjak beberapa hari setelah melahirkan atau bahkan
dapat terjadi berbulan-bulan kemudian. Berikut ini tips untuk menghindari baby
blues yaitu:
1.
Gunakan
waktu me-time saat memang merasa suntuk dan bosan atas rutinitas sebagai Ibu
baru. Saat menjadi Ibu baru, seorang wanita biasanya kurang tidur, kebanyakan
tinggal di rumah, bosan, dll. Jika sudah sangat bosan, maka ada baiknya Ibu
untuk me-time pergi ke salon, jalan-jalan ke mall untuk refreshing, atau
sekedar memanggil jasa massage agar tubuh dan pikiran lebih rileks.
2.
Minta
bantuan orang-orang terdekat untuk sementara menjaga bayi selama Ibu melakukan
aktifitas di rumah. Ibu bisa minta bantuan Ibu kandungnya, mertua, ipar, atau
pun teman-temannya untuk membantu Ibu menjaga bayinya sementara Ibu mandi, memasak,
atau berdandan. Tidak ada salahnya meminta bantuan karena menjadi Ibu baru
tidak lah mudah.
3.
Jangan
terlalu banyak mendengarkan kata-kata orang lain. Kata-kata atau nasihat dari
orang lain itu baik, namun jangan sampai membebani Ibu baik secara fisik maupun
mental. Terkadang orang-orang terdekat pun dapat mengeluarkan kata-kata pedas
yang dapat menyakiti hati Ibu. Oleh karena itu, Ibu harus membatasi kata-kata
atau nasihat apa saja yang pantas untuk masuk ke dalam hati dan pikiran Ibu.
Jika kata-kata pedas itu datang dari mertua, ipar, suami atau bahkan Ibu
sendiri, cuekin aja, karena perlu disadari, yang paling tahu tentang kondisi Ibu
dan bayinya adalah si Ibu sendiri bukan orang lain.
4.
Jangan
stress dan perbanyak menghargai diri sendiri. Jika sampai beberapa bulan atau
beberapa tahun setelah melahirkan, berat badan Ibu belum kembali ke berat badan
ideal, tidak apa-apa, jangan stress. Nikmati saja prosesnya karena menjadi Ibu
tidak mudah, butuh tenaga, butuh asupan makanan juga. Cuekin saja yang
melakukan body-shaming ke kita, yang penting Ibu bahagia.
5.
Kurangi
melihat media social seperti Instagram, facebook, dll. Karena melihat media social
bisa membuat Ibu menjadi insecure, stress, dan kurang dapat menghargai dirinya
sendiri. Selain itu, proses bonding dengan anak juga terganggu karena banyak
waktu yang ibu habiskan di media social. Kurangi bukan berarti dihentikan sama
sekali ya. Main media social juga bagus untuk networking, pertemanan, dan updates
keadaan sekitar, asalkan bertanggung jawab dan tidak terlalu lama membuang
waktu di media social.
Itu lah tips menghindari baby blues
dari saya, karena alhamdulillah saya dapat melalui proses menjadi Ibu dengan
bahagia. Kuncinya harus banyak menghargai diri sendiri, bahagia, dan hindari
orang-orang yang membawa pengaruh negative dalam hidup kita. Selamat berbahagia
Ibu-Ibu.
Love,
SR
Subscribe to:
Posts (Atom)