Sunday, February 9, 2020

Jalan-Jalan ke Paris Membawa Anak Umur 2 Tahun

Ketika Kawa berumur 2 tahun, saya dan suami memang berencana untuk membawa Kawa jalan-jalan ke Paris. Kenapa Paris? Karena Paris adalah salah satu kota penuh kenangan karena saya pernah tinggal di sana selama dua tahun saat kuliah S2. Selain itu, saat ini, adik laki-laki saya juga sedang menempuh sekolah master di




sekalian nengokin om nya. Kami cukup lama jalan-jalan di Paris, sekitar 2 mingguan. Setelah lulus dari S2, ini merupakan kali kedua saya mengunjungi si “kota cahaya”.

Dari Indonesia, kami terbang naik Etihad dan transit di Abu Dhabi sebelum menuju Paris. Ini adalah pengalaman pertama anak saya jalan-jalan ke luar negeri dan langsung ke Paris! Kawa terlihat sangat senang sekali naik pesawat dengan perjalanan panjang. Kawa sudah terbiasa naik pesawat dari umur kurang dari 3 bulan, tapi biasanya penerbangan singkat selama kurang dari tiga jam. Perjalanan ke Paris ini sejauh ini adalah perjalanan terpanjang Kawa berada di dalam pesawat. Kawa memang suka sekali dengan pesawat terbang, dia punya beberapa miniatur pesawat terbang di rumah dan juga dia suka sekali memainkannya. 

Saat tiba di Paris dan sedang menunggu koper kami datang, Kawa made friends dengan anak Prancis seumuran Kawa. Mereka asik bermain padahal baru kenal dan masing-masing tidak mengerti bahasa satu sama lain. Hahaha... Memang anak kecil seperti punya bahasa sendiri ya. Setelah semua koper kami datang, kami bergegas keluar dan di luar sudah menunggu adik saya. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, kami langsung antri taksi. Ternyata kami dapat supir taksi asli Myanmar yang sudah lama tinggak di Paris dan tahu Ahok. Sepanjang perjalanan kami ngobrol tentang Ahok, dan ternyata bapak supir taksinya seorang muslim. What a suprise to find a moslem Bhutanian. Entah kenapa ongkos taksi yang kami bayar saat itu paling murah dibandingkan ongkos taksi yang pernah saya bayar sepanjang bolak balik Indonesia-Perancis. Kami hanya membayar 55 euro, padahal biasanya saya bayar hingga mencapai 70an euro. 

Di hari pertama dan kedua kami menginap di apartemen adik saya, cuma karena adik saya sharing apartemen dengan orang lain dan flatmate nya menyebalkan, akhirnya kami pindah ke hotel dan AirBnb. Selama di Paris kami mengunjungi banyak tempat-tempat yang sering saya kunjungi ketika tinggal di Paris. Tentu saja kami ke Eiffel, Louvre, dan tempat-tempat turistik lainnya. Tapi membosankan sekali jika hanya ke tempat-tempat penuh turis. Saya tahu beberapa hidden gem yang turis tidak tau. Makanan pun kami lebih banyak makan di restoran Asia, walau sesekali juga kami ke restoran Prancis atau Italia. Saya tidak suka berhemat kalau sedang liburan, liburan itu harus menyenangkan. Jadi kalau liburan masih hemat-hemat, lebih baik tidur saja si rumah. Ngapain liburan cuma foto-foto saja, tidak mencoba makanan khas daerah sana, tidak naik taksi, tidak belanja?  

Ketika liburan di Paris kali ini kami sempaktkan ke Disneyland karena ini adalah pengalaman Disneyland pertama Kawa. Disneyland Paris adalah satu-satunya Disneyland yang ada di Eropa setau saya. Ketika kami ke Disneyland, Kawa sangat excited mencoba banyak wahana di Disneyland. Kawa tidak terlalu suka karakter-karakter Disneyland jadi kami bisa mencoba banyak wahana instead of ngantri foto. Kalau lapar di Disneyland, ada banyak restoran di dalam Disneyland dan rasanya enak-enak. Kalau mau ngemil? Tinggal beli popcorn dan Kawa kemarin sekalian beli popcorn bag yang bergambar semua karakter Disneyland. Kawa juga kami belikan mainan-mainan Disneyland. 

Kawa juga saya ajak ikut ketemuan dengan teman saya anak Perancis tapi keturunan Maroko. Kami ketemuan di apartemennya karena teman saya sedang hamil besar. Kami disuguhi crepes, flan, dan kue-kue Perancis lainnya. Dan di apartemennya, kami dibuatkan teh mint Maroko, duh nikmat! Ketika kami perjalanan pulang ke bandara, teman saya melahirkan, wah berarti waktu itu mungkin bayinya sudah tidak sabar ingin dilahirkan, hehe... 

Karena Paris belum musim sale, saya tidak belanja banyak, hanya beberapa barang seperti tas dan parfum yang kalau di Indonesia haganya bisa dua kali lipat, kalau di Paris bisa dapat lebih murah. Saya juga buka jastip, tapi ya dadakan, jadi tidak bisa dibilang untung gede juga, lumayan lah buat membantu teman-teman yang kepingin barang lebih murah dari harga store di Indonesia. 

Itu lah pengalaman saya selama jalan-jalan ke Paris bersama anak saya yang saat itu baru berumur dua tahun, suami saya, dan adik perempuan saya. Semoga lain waktu bisa lebih lengkap mengajak adik bungsu saya, ayah, ibu, mertua, dan ipar saya. Aamiin. See you! 


SR

No comments:

Post a Comment