Monday, April 28, 2014

Belajar Ikhlas dan Bersabar

"Apa yang menjadi rejeki mu tidak akan tertukar"

Tadi saya barusan melihat twit seseorang yang kembali menyadarkan saya bahwa jika memang sesuatu sudah menjadi rejeki kita, maka kita tidak perlu berusaha keras untuk mendapatkannya karena dia akan datang dengan sendirinya. Begitu juga sebaliknya, jika sesuatu itu belum rejeki kita, walau kita berusaha keras, jungkir balik sekalipun buat mendapatkannya, dia tetap tidak akan ada di pangkuan kita. 

Cukup lama saya merenung akan makna kata ikhlas, ya ikhlas memang sangat mudah untuk diucapkan tapi sangat sulit untuk diterapkan. Beberapa hari ini semesta seakan menentang saya. Saya mulai bertanya, apakah memang beberapa hal yang lepas dari saya buka rejeki saya atau usaha saya yang kurang maksimal atau saya yang kurang tekun atau sederhananya Tuhan sedang ingin menguji saya. 

Boleh dibilang, saya bukan orang yang kuat atas ujian Tuhan, dan saya yakin Tuhan tahu itu. Saya hanya anak manja yang tidak pantang menyerah, itu saja. Mungkin usaha saya sangat kurang, mungkin. Tapi sekali lagi, mungkin jawabannya adalah saya harus ikhlas dan bersabar. Saya yakin Tuhan pasti sudah menyiapkan kado yang lebih indah untuk saya. Saya hanya perlu belajar. Belajar untuk lebih kuat. 

Paris, 29 April 2014, dengan beberapa ujian Tuhan, saya sangat ingin pulang ke Indonesia. Saya sudah bosan tinggal di Paris, saya sudah bosan mengerjakan paper yang tiada henti. Saya ingin berlibur sebelum berjibaku dengan level pendidikan yang lebih tinggi lagi. Saya rindu tidur tanpa beban, rindu pantai, rindu orang-orang yang saya sayangi. Satu bulan lagi, Sri, ya satu bulan lagi, bersabarlah dan berusahalah untuk memberikan yang terbaik.


SR

No comments:

Post a Comment