Sunday, January 5, 2020

Apakah Konflik Natuna Dapat Menyebabkan WWIII

Menurut saya, konflik di Natuna sangat mungkin menyebabkan hubungan antar negara memanas namun jika dikaitkan dengan kemungkinan World War III (WW III) saya rasa kemungkinannya kecil. Ada beberapa alasan kenapa kecil kemungkinan konflik Natuna berujung WW III.
Alasan pertama, Tiongkok sebagai negara pencetus konflik di Natuna merupakan salah satu negara ekonomi besar yang tentunya memerlukan pasar besar untuk produk-produknya. Intense perang dagang yang terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat setidaknya sudah mengurangi pasar produk-produk Tiongkok di wilayah berpenduduk banyak. Indonesia sudah terkenal sebagai pasar besar dari produk-produk Tiongkok, dan Tiongkok tentu paham bagaimana resiko ekonomi yang mungkin terjadi jika Pemerintah Indonesia melarang produk Tiongkok masuk ke Indonesia.
Alasan kedua, walaupun kesannya Konflik Natuna ini adalah konflik antara Indonesia dan Tiongkok, tapi keadaan sebenarnya bisa jadi berbeda. Ada banyak kepentingan politik maupun ekonomi negara-negara maju lainnya di Indonesia, dan mereka tentu tidak akan membiarkan Indonesia hancur berperang dengan negara lain karena sekali lagi, Indonesia adalah pasar besar nan menguntungkan bagi negara lain. Belum lagi, jika ada banyak investasi yang sudah dilakukan di Indonesia dan belum balik modal. Tentunya pengusaha-pengusaha dari negara lain yang sudah berinvestasi di Indonesia akan sangat memantau kondisi politik dan keamanan Indonesia agar bisnis mereka tidak merugi.
Alasan Ketiga, Indonesia adalah salah satu negara yang berpengaruh di Kawasan Asia Tenggara dan tergabung dalam ASEAN. ASEAN sendiri telah memiliki banyak kerjasama antar kawasan. ASEAN juga bahkan banyak melakukan kerjasama dengan Tiongkok, jadi jika terjadi konflik antara Indonesia dan Tiongkok, tentu negara-negara ASEAN lainnya akan membantu untuk mendamaikan kedua negara tersebut.

Jadi, Konflik Natuna mungkin dapat membuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok memanas, namun jika dihubungkan dengan Perang Dunia Ketiga sepertinya kemungkinannya kecil.

Friday, January 3, 2020

Tips Bikin Visa Schengen Prancis


Sebagai Warga Negara Indonesia yang kekuatannya paspornya masih biasa-biasa aja, maka kita harus bikin Visa Schengen kalau mau melancong ke negara-negara Eropa Barat yang tergabung dalam Visa Schengen. Entah mengapa kekuatan paspor kita masih segitu-gitu aja dari zaman saya kuliah HI tahun 2008 sampe sekarang udah 2020. Bandingin deh sama paspor Malaysia, mereka lebih kuat loh, at least mereka bisa free masuk negara-negara Schengen sampe 3 bulan, ke UK mereka bisa free sampe 6 bulan. Lah kita? Ke Belanda aja tetep harus urus Visa Schengen padahal kita punya hubungan historis sama Belanda sampe 350 tahun. Mungkin yang baca sekalian bisa bantuin ngomong ke pihak Kemlu, plis bantuin lah warga negara kita dengan bikin kekuatan paspor kita meningkat. Seenggaknya free masuk negara-negara maju at least sebulan aja, lebih dari itu ngurus visa nggak apa-apa. Jangan bule aja yang free masuk Indonesia, eh malah ujung-ujungnya banyak yang ngemis. Anw maaf curhat ya, habisnya saya selalu kesal kenapa kita tetep harus ngurus visa dengan persyaratannya yang ribet dan banyak, dan tamu dari negara lain malah gampang banget masuk negara kita. 

Kalau dihitung-hitung, saya sudah lebih dari lima kali ngurus Visa Schengen, baik buat tourism maupun buat sekolah, semoga ke depannya bisa untuk urusan bisnis, aamiin. Sejauh ini sih visa saya selalu di-approved. Dari pengalaman-pengalaman itu, saya mau share beberapa tips nya. Berikut tipsnya:

1. Lengkapi semua syarat bikin Visa Schengen
When I say lengkapin itu berarti bener-bener lengkap seperti yang diminta sama pihak TLS dan kedutaan. Jadi nih ya, kalau pas wawancara kamu diminta lengkapin dokumen sampe jam 2 siang, itu artinya beneran sampe jam 2 siang ditungguinnya, ga bisa lebih dari itu. Kalau misal diminta cap basah, artinya cap basah yang dilampirin, jangan yang difotokopi. 

2.  Ramah ke Mbak/Mas TLS
Sebenernya nih ya, dokumen kita sebelum masuk ke Kedutaan Prancis kan diperiksa dulu tuh sama Mbak/Mas TLS, jadi ya mereka selektor yang pertama harus kamu hadapi. Emang mereka kadang jutek sih ya, mungkin capek mungkin bosen, tapi yaudahlah kita ramah-ramah aja sama mereka, toh nggak ada salahnya ramah dan bersikap baik ke orang lain.

3. Jumlah Rekening Koran Penting!
Banyak banget blog yang bilang “ga apa-apa kok lampirin rekening koran dengan jumlah yang dikit, ge keterima-keterima aja tuh” Emang iya ada aja yang beruntung kayak gitu, tapi mending di tabungan kamu ada beberapa puluh juta per orang biar aman. Tujuan mereka ngasih visa kan biar kita bisa berkunjung ke negara mereka dan BELANJA. That’s it, ngabisin duit di negara mereka. Jadi logikanya kalau duit kamu dikit, dan nggak ada yang sponsorin ke negara mereka, kira-kira mereka bakal mikir berkali-kali banget nggak sih ngasih kita visa. Mereka malah khawatir kita jadi beban negara mereka nantinya. Jadi tetep, isi rekening harus mayan, kalau bisa gendut. 

4. Urus visa at least 1 bulan sebelum keberangkatan
Dulu sih jalan-jalan ke negara-negara Eropa Barat susah, sekarang dengan fasilitas-fasilitas Fintech dan hutang dulu pusing kemudian, jalan-jalan ke Eropa sangat mudah, sehingga antrian bikin visa biasanya panjang dan lama. Kalau berangkatnya mepet-mepet (kecuali untuk hal yang matter banget), kemungkinan visa ditolak besar sekali. Tapi ya coba aja, kali aja hoki di-approved visa nya. 

5. Pakai fasilitas Premium nya TLS
Fasilitas ini nggak mempercepat kecepatan visa di-approved, tapi demi kenyamanan jiwa dan raga saat proses wawancara dan biometrik yang mungkin ngaruh ke psikologis Mas/Mbak TLS, maka jadi orang-orang premium amat penting. Bayar lebih mahal tapi nggak harus antri, dapet snack dan minuman selagi nunggu, less drama, OH YES PLEASE! 

Itu tadi tips dari saya. Nggak menjamin Visa Schengen kamu di-approved ya, tapi ya seenggaknya membantu jiwa dan raga terhindar dari drama. Kalau masalah visa diterima apa nggak, itu urusan Tuhan, pihak kedutaan negara tujuan, dan mas/mbak TLS yang tau. Anw good luck ya yang mau apply visa schengen. Tenang aja bro dan sis, all is well! 

Love, 


SR