Menurut saya, konflik di Natuna sangat mungkin menyebabkan hubungan antar negara memanas namun jika dikaitkan dengan kemungkinan World War III (WW III) saya rasa kemungkinannya kecil. Ada beberapa alasan kenapa kecil kemungkinan konflik Natuna berujung WW III.
Alasan pertama, Tiongkok sebagai negara pencetus konflik di Natuna merupakan salah satu negara ekonomi besar yang tentunya memerlukan pasar besar untuk produk-produknya. Intense perang dagang yang terjadi antara Tiongkok dan Amerika Serikat setidaknya sudah mengurangi pasar produk-produk Tiongkok di wilayah berpenduduk banyak. Indonesia sudah terkenal sebagai pasar besar dari produk-produk Tiongkok, dan Tiongkok tentu paham bagaimana resiko ekonomi yang mungkin terjadi jika Pemerintah Indonesia melarang produk Tiongkok masuk ke Indonesia.
Alasan kedua, walaupun kesannya Konflik Natuna ini adalah konflik antara Indonesia dan Tiongkok, tapi keadaan sebenarnya bisa jadi berbeda. Ada banyak kepentingan politik maupun ekonomi negara-negara maju lainnya di Indonesia, dan mereka tentu tidak akan membiarkan Indonesia hancur berperang dengan negara lain karena sekali lagi, Indonesia adalah pasar besar nan menguntungkan bagi negara lain. Belum lagi, jika ada banyak investasi yang sudah dilakukan di Indonesia dan belum balik modal. Tentunya pengusaha-pengusaha dari negara lain yang sudah berinvestasi di Indonesia akan sangat memantau kondisi politik dan keamanan Indonesia agar bisnis mereka tidak merugi.
Alasan Ketiga, Indonesia adalah salah satu negara yang berpengaruh di Kawasan Asia Tenggara dan tergabung dalam ASEAN. ASEAN sendiri telah memiliki banyak kerjasama antar kawasan. ASEAN juga bahkan banyak melakukan kerjasama dengan Tiongkok, jadi jika terjadi konflik antara Indonesia dan Tiongkok, tentu negara-negara ASEAN lainnya akan membantu untuk mendamaikan kedua negara tersebut.
Jadi, Konflik Natuna mungkin dapat membuat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok memanas, namun jika dihubungkan dengan Perang Dunia Ketiga sepertinya kemungkinannya kecil.